Jumat, 06 Juni 2014

Kepadamu lelaki kelas sebelah

Entah ini sudah lembar keberapa aku mencoret halaman blog kesayanganku. Iya, masih tetap dengan topik yang sama yaitu kamu. Lelaki tinggi besar yang ku kenal beberapa bulan yang lalu. Aku masih ingat betul, kamu datang disaat aku sedang menangis meraung dengan hati yang remuk. Saat itu kamu datang menawarkanku bahu untukku menangis tersedu. Aku akui aku bodoh, aku laksana anak kecil yang begitu mudah mempercayai orang lain dengan iming-iming balon warna warni atau sebuah lolipop manis.

Kamu dan kedua tanganmu hadir menyeka bulir kristal yang jatuh terus menerus mengotori pipi tirusku. kau bilang disana "berhentilah meangis, percayalah aku akan membahagiakanmu". Begitu manis memang hingga aku mencapai titik kenyamanan bersamamu. Aku mengira kamu akan menjadikanku satu-satunya dihidupmu, seperti aku menjadikanmu satu-satunya dihidupku. Namun aku salah, kamu mengajakku ketepi jurang. Kau sempat mengajakku terbang sebelum akhirnya kau hempaskan aku jatuh jauh kedasar jurang yang berbatu. Sakit.

Kamu yang pernah berjanji akan memberiku kebahagiaan justru orang yang membuka kembali luka yang setengah kering. Aku bisa apa ? menuntutmu ? tidak, aku bukan siapa-siapamu. Kebersamaan kita selama ini hanya sebatas pertemanan bagimu. Mungkin memang hanya aku disini yang terlalu berharap.

Kamu jahat ! tapi kamu selalu menyangkalnya. kamu tidak pernah mau kubilang jahat. lalu bagaimana dengan wanita itu ? wanita yang selalu berada dibelakangmu ? wanita yang menjadi masalalumu ? apa kamu masih mencintainya ? seberapun kuat kamu menyangkalnya, matamu tidak bisa berbohong. aku tahu kamu masih begitu mencintainya.

Kamu ingat beberapa hari yang lalu ? Saat aku mendapatimu berdua dengan wanita itu ? padahal semalam kamu berusaha meyakinkanku betapa kamu tidak lagi berhubungan dengannya. Lalu bagaimana bisa saat itu kamu mengantarnya pergi sekolah ? Tuhan itu Maha Adil, seberapa rapat kamu menyembunyikan bangkai baunya akan tercium juga. Kamu berbohong. dan lagi-lagi kamu menyangkalnya bahwa kamu bukan pembohong.

Kepadamu Lelaki Kelas Sebelah,
Sudahlah, kamu tidak perlu menyangkalnya lagi. Kamu tidak perlu lagi menelponku malam-malam hanya untuk menjelaskan ini itu yang pada intinya sama, kamu tidak pernah salah dan kamu mencintaiku. Omong kosong apalagi ? Aku lelah, aku kini tidak lagi seperti anak kecil yang mudah terayu oleh manisnya untaian kata yang keluar dari bibirmu.

Kepadamu Lelaki Kelas Sebelah,
Maaf aku telah menutup telingak dan mataku rapat-rapat. aku sudah tidak ingin mendengar alasan apapun darimu. aku sudah tidak ingin melihat apapun tentangmu yang membuat luka lamaku menganga lebih lebar. Bukankah ini bisa membuatmu lebih bahagia ? bersama wanita yang masih kamu cintai, wanita cantik yang selalu ada untukmu tidak seperti aku.

Kepadamu Lelaki Kelas Sebelah,
terimakasih atas rasa sabar yang kau ajarkan padaku,. aku menjadi semakin tau bagaimana caranya memaafkan orang selalu menyakiti tanpa sadar. Aku semakin tahu bagaimana rasanya mengikhlaskan sesuatu yang kita ingin miliki namun tidak dapat kita miliki karena terlebih dahulu dimiliki orang lain. Terimakasih atas semuanya :)

Aku Pergi, Sayang

Kembali ku jelajahi duniaku, dunia 140 karakter tempatku bebas berkicau menuangkan segala sesuatu yang ingin jemariku tulis. Menaik turunkan scroll timeline twitterku. Hingga mataku tertuju tepat pada kicauan seorang followersku. Ya tidak lain tidak bukan itu kamu, pacarku. Pacar yang telah 20minggu menemani hari-hariku. Melukiskan warna baru dalam hidupku yang sempat kelabu.

Kicauan yang membuatku tercengang membacanya. Apa maksud dari kicauanmu ? Apa tulisan 140 karakter itu ditujukan benar kepadaku ? Entahlah. Tapi kenapa hatiku begitu sakit saat membacanya ? Kata-kata yang singkat dan menusuk.

Sayang, seegois itukah aku selama ini ? Setertekan itukah kamu terhadap sifat keras kepalaku ? Lantas kenapa kamu tidak berbicara langsung terhadapku ? Kenapa kamu lebih memilih menuangkan gundah hatimu didunia maya sayang ?

Mungkin kamu lebih memilih diam dan mengalah karena kamu begitu menyayangiku, tidak ingin kehilanganku. Tapi mengertilah sayang, caramu menuangkan kegamangan hatimu entah mengapa justru membuatku sakit. Aku merasa sangat bersalah selama ini menyakiti orang sesabar dan sebaik kamu.

Kamu lelaki penyabar yang pernah aku kenal. Kamu sangat berbeda dengan lelaki lain diluar sana yang selalu marah-marah atas sikap manja dan egoisku.

Sayang, bagiku kamu sama saja menusukku dari belakang. Didepanku kamu merasa baik-baik saja. Mencoba terus tegar. Namun dibelakangku aku tau kamu sakit. Mungkin saat ini perpisahan adalah jalan terbaik untuk aku tidak lagi menyakitimu. Aku tidak bisa membiarkan orang sebaik kamu remuk secara perlahan atas egoku. Kamu layak mendapat wanita setingkat lebih tinggi dari aku. Wanita yang jauh lebih dewasa mengontrol egonya dan tidak masa bodoh terhadap sikapnya. Aku hargai perjuanganmu mempertahankan hubungan kita selama 20minggu sayang. Namun maaf aku tidak pantas kamu perjuangkan.

Sayang, mulai saat ini berhentilah memperjuangkan orang yang jelas-jelas tidak peduli dengan perjuanganmu. Berhenti menjatuhkan harga dirimu untuk orang yang mungkin kurang bisa menghargai perasaanmu. Berhenti untuk peduli kepada orang yang tanpa kamu sadari selalu membuatmu remuk. Sayang tolong berhenti. Maaf aku harus pergi. Pergi sejauh mungkin hingga tidak terlihat oleh kedua bola mata indahmu. Maaf jika alasanku pergi terkesan sepele bagimu. Tapi sungguh bagiku ini bukan masalah sepele. Aku hanya takut suatu saat nanti aku mendapat karma. Tolong satu kali lagi hargai keputusanku sayang.


MY ACNE STORY PART 3 || SKINCARE ROUTINE UNTUK WAJAH BERJERAWAT

Waaa, panjang banget ya ceritanya ngelawan jerawat wkwk udah sampe part 3 segala. Ini mungkin adalah akibat dari aku yang dulu awal puberty...