Minggu, 10 Agustus 2014

Siapapun, Bangunkan Aku !

Sore ini mendung, semendung hatiku yang dilanda badai asmara. Kekasihku yang teramat aku cintai selama ini menduakanku dengan wanita lain. Wajahku sembab, mataku seperti habis dikeroyok warga sekampung. Ya benar, dari siang aku mengunci diri di kamar dan aku menangis. Menangisi orang yang mengecewakanku ketika aku sangat sangat mencintainya.

Kriiiing, ponselku berbunyi. Dilayarnya tertera nama "Muchlis Hadi {}" . sebenarnya aku malas mengangkat teleponnya, namun rasa cinta dihatiku menyuruhku untuk mengangkat teleponnya.
"Hallo" ujarku cuek
"Me, aku sayang kamu. aku harus jelasin semua ini sama kamu" ujar Muchlis
"jelasin apalagi ? apa kurang cukup foto kamu dengan mantanmu tengah berpelukan itu sebagai bukti ?"
"itu tidak seperti apa yang kamu pikirin sayang" ujarnya meyakinkanku
"tidak, aku tidak mau lagi mendengar apapun dari kamu. aku benci sama kamu" Jawabku sambil menahan tangis
"Aku ..."
*tut tut tut* aku mematikan teleponnya

Kembali ku menangis, kupeluk fotoku dan dia. Kupandangi sejenak, terlihat disana aku tengah tertawa lepas dengan wajah bahagia. iya aku sangat nyaman berada disampingnya sebelum semua yang indah berubah layu seperti sekarang.

TikTuk, Kembali ponselku berbunyi. Kali ini BBM darinya "Aku sayang kamu, aku gamau kehilangan kamu" .
Aku tidak berniat sama sekali untuk membalas BBMnya. Hingga berulang kali dia BBM "jangan di R aja dong sayang" . Aku tetap bersikukuh untuk tidak membalas BBMnya. "Oke, aku akan kerumahmu sekarang" BBM terakhir darinya, namun tetap aku Read saja.

Sebenarnya ada perasaan khawatir kepadanya, keadaan diluar hujan lebat. Dia tak mungkin mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Emosi karena BBM sama sekali aku respon mungkin akan membuatnya mengendarai mobilnya sangat kencang. Aku tenggelam dalam lamunanku. hingga berselang beberapa lama BBM ku berdenting lagi. kupikir itu dari Muchlis, ternyata dari sahabatku Leona.
"Me, Muchlis kecelakaan. Mobilnya menabrak pohon di pinggiran jalan"
Air mataku kembali menetes membasahi pipiku yang masih sembab. Ku telpon Leona.
"Dia sekarang dimana ?" tanyaku terisak
"tenangkan hatimu Me, dia ada di RSI Husada. aku antar kamu kesana. aku kerumahmu sekarang ya" bujuk Leona
"Iya, kamu buruan kesini"

15menit kemudian suara mobil berhenti dihalamanku, dengan memakai baju seadanya dan sandal jepit aku berlari ke mobil Leona. Aku menangis terisak di dalam mobil Leona. "Sudahlah, jangan menangis terus" leona mencoba menenangkanku.

*ciiiiittttt* rem mobil leona berhenti di sebuah restoran.
"Kenapa berhenti disini leona, ayolah kita kerumah sakit. aku khawatir dengan Muchlis. ini semua salahku Le"
"Kita bawain dia makanan, ayo beli makanan buat dia dulu"
Perasaanku mengatakan seperti ada sesuatu yang ganjil, aku memasuki restoran dan benar saja seorang lelaki yang aku cintai telah duduk disebuah meja yang dikelilingi lilin dan kelopak kelopak bunga mawar berbentuk LOVE.
"Me, maafkan aku" muchlis berdiri dari duduknya
"Jadi kamu boong sama aku ? kamu gak kecelakaan ?" aku nerocos seperti petasan banting
"Iya sebenarnya kami sekongkol sih Me" Leona cengegesan

Aku berlari keluar restoran meskipun aku tahu diluar sedang hujan lebat.
"Me kemana, tunggu" muchlis berlari mengejarku.

Sialnya, sandal jepit usangku putus dan aku terjatuh. Muchlis membangunkanku, dia memelukku dengan erat. Aku menangis, membenamkan mukaku didadanya.

"Aku sayang banget sama kamu, gamungkin aku kecewain kamu. tentang foto itu, aku hanya menolongnya. Dia hendak jatuh saat itu. aku anya ingin menolongnya gaada maksud lebih dari pelukan itu" jelasnya sambil mengusap rambutku dan mencium keningku.
"Benarkah?" aku memastikan.

"Iya sayangku, aku sayang banget sama kamu. kita baikan ya ? jangan marah lagi. aku tahu cemburu itu tanda sayang dantakut kehilangan. Love you"
"Iya sayang, maafkan aku yang terlalu cemburuan kepadamu love you too" jawabku sembari menengadahkan mukaku kepadanya tanpa melepaskan pelukanku. Tepuk riuh Leona dan karyawan terdengar dari teras restoran. Muchlis pun mendekatkan mukanya ke mukaku. Aku merasakan hembusan nafasnya semakin dekat dengan mukaku. Aku memejamkan mata, berharap ada adegan romantis di bagian akhirnya. Berharap seperti ada sesuatu yang indah seperti di FTV yang sering ku tonton.

"Meeeeeee, banguuun. udah pagi. anak perawan jam segini masih molor. Ya Tuhaaaaaaaan" Suara menggelegar didekat kupingku membangunkanku. Aku terbangun dan tidak ada sosok Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, pemain timnas U-19 didekatku. Jadi, ini tadi hanya mimpi ?? wkwkkwkwk :D :D

For Muchlis Hadi NS pemainU-19 bernomor punggung 10 jika suatu saat kamu baca ini jangan marah ya.
Ini semua hanya fiktif belaka yang kubuat yntuk memenuhi laman blogku. Aku hanya fansmu. dan sungguh aku hanya satu diantara ribuan penyuportmu.Kamu jangan takut jatuh, jika kamu jatuh disini para fans mu akan tetap selalu ada untukmu. Kecuali kalo jatunya dihatiku <3 hahahahahaha *JUSTKIDDING dan dibuat untuk hiburan semata*

Takdirku Bukan Menjadi Ilmuwan

"ANDA DINYATAKAN TIDAK LOLOS SNMPTN 2014"

Seuntai kalimat yang membuat bulir airmataku tumpah ruah siang itu. Bagaimana tidak ? Sudah kugantungkan angan setinggi-tingginya. Ya, mungkin terlalu tinggi. Terlalu berkhayal atau mungkin dewi fortuna tidak mendampingi langkahku.

Rasa iri pasti ada, melihat teman sekolah yang lolos seleksi masuk perguruan tinggi itu. Mukaku terbenam diantara bantal, tangisku sesenggukan. Hingga kudengar suara wanita paruh baya tengah duduk disampingku dengan tangannya yg lembut menenangkanku "diluar sana tidak hanya kamu yang gagal. Banyak sekali diluar sana yg kurang beruntung. Masih banyak jalan menuju Roma"

Tangisku berhenti sejenak. Aku hanya tidak ingin membuat wanita itu bersedih melihat anak semata wayangnya menangis. Aku tahu di dalam hati wanita itu pasti ada rasa kecewa terhadap putri kesayangannya.

Anak macam apa aku ini, gagal membahagiakan orang yg selama ini dengan penuh perjuangan selalu berusaha membahagiakanku. Aku tidak boleh terus-terusan mengangis akan keterpurukanku. Benar kata wanita itu, masih banyak jalan menuju Roma. Ku coba bangkit dari kasur. Langkahku gontai menuju meja belajar yang telah penuh sesak dengan buku-buku pelajaran yang tebal.

Tangan kecilku mengorek berkas brosur pendaftaran PTS yang kudapat sewaktu expo beberapa bulan lalu. Wanita paruh baya itu menghampiriku kembali "mau daftar PTS tidak usah jauh-jauh. Di kota sendiri saja. Kalo daftar sekolah negeri silahkan diluar kota"

Rasa takut dan pesimis mendaftar di perguruan tinggi negeri kini membayangi otakku. Bagaimana kalo aku gagal lagi ? Tapi bukankah lebih baik gagal tapi telah mencoba daripada tidak mencoba sama sekali. Baik, aku mendaftar dengan modal tekad. Iya, selama ini aku tidak mengikuti bimbel itensif seperti teman-temanku yang banyak uang. Aku belajar sendiri dirumah dengan buku-buku tebal. Itupun buku pinjaman dari seorang temanku yang lolos SNMPTN dan beberapa buku persiapan UN. Tekadku membahagiakan orang tuaku dan membuatnya bangga harus terwujud. Selama ini prestasiku kupersembahkan untuknya. Aku yang selama ini selalu mendapatkan apa yang kuinginkan kali ini tidak boleh gagal lagi. Ambisiku kembali menggebu. Semangatku, karena ingin membahagiakan wanita itu kembali muncul.

Sesuatu yang berawal dari niat yang baik, dilakukan dengan penuh tawakal dan mendapat ridho seorang ibu pasti membuahkan hasil. Dan benar saja, aku lolos dalam seleksi tulis di salah satu sekolah kedinasan dalam naungan Menteri Kesehatan. Dan aku bangga, dari 2000peserta aku menjadi salah satu yang beruntung mendapat kursi di Kampus Utama. Yang kabarnya sangat sulit mendapatkan kursi di kampus utama. Dan aku bangga dan tak pernah sebangga ini sebelumnya. Dua tahapan tes, tes tulis dan tes kesehatan aku berhasil melaluinya. Rasanya mungkin tak sebangga ini jika aku lolos jalur undangan di perguruan tinggi karena hanya melalui satu tahap seleksi. Dan kini aku sekolah di kedinasan. Ibunda, wanita paruh baya yang sedari tadi aku sebut-sebutkan lihat bu, aku berhasil lolos bu. Senang rasanya melihat senyum sumringah dari wajah tua yg setengah keriput. Ya Allah perpanjang umur wanita yang mana ditelapak.kakinya terdapat surgaMu. Beri aku kesempatan untuk lebih membuatnya bangga. Beri aku kesempatan untuk bisa menemani masa tuanya dg kesuksesanku. Aamiin

Dari Pengagum Tergilamu

Mungkin benar apa yang dikata orang diluar sana, mengagumimu hal terbodoh yang aku lakukan. Betapa tidak, aku mengagumi seseorang yg begitu tinggi, begitu kemilau bak bintang kejora. Aku tahu sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik. Begitu pula dengan aku yg begitu mengagumimu. Sakit dan perihnya mengagumi dari jarak sejauh ini membuatku tau apa itu sebuah ketulusan. Ketulusan mengagumi tanpa dikagumi dan betapa perihnya diabaikan dan diacuhkan.

Mengapa aku harus mengagumi sosok yang jemarinya saja tak bisa kugenggam. Bahkan lengannya saja pun tak bisa kuraih. Mengapa aku tidak mengagumi orang-orang yang jelas-jelas menaruh perhatian kepadaku ? Mengapa aku mencari yang tiada jika yang ada didepan mata nampak begitu nyata ? Mengapa aku sama sekali tidak tertarik kepada mereka ? Kenapa aku begitu menggilaimu ? Bahkan aku setengah gila ketika pesan dariku tak engkau balas. Harusnya aku sadar, siapa aku ?

Kamu indah, sangat indah. Tak heran jika banyak wanita yang menggilaimu. Aku hanya satu dari mereka yang hanya bisa menikmati senyummu dari kejauhan. Dari sudut pandang yang sangat jauh. Bahkan nyaris tak terlihat olehmu. Atau mungkin aku benar benar tak terlihat olehmu ?

Betapa beruntungnya wanita yang bisa menikmati mata cokelatmu dari jarak yang dekat. Membuatmu tertawa renyah setiap saat. Bahkan yang bisa membenamkan kepalanya di dadamu dan kamu rangkul dengan lenganmu yang begitu ingin kuraih. Betapa beruntung wanita yang bisa kau genggam jemarinya.

Betapa beruntung wanita yang kau ceritakan dengan bangga kepada teman temanmu. Aku menginginkan berada di posisi wanita itu. Tapi ? Ah sudahlah. Sudah kubilang kamu begitu indah dan kemilau. Tak mungkin gadis upik abu sepertiku bisa menggenggam erat jemarimu yang bahkan lengannya pun aku tak bisa raih ?

Tuhan, sudahilah perasaan kagumku ini. Semua ini membuatku muak, membuatku sesak, membuatku gila dan makin gila setiap harinya. Jika memang hingga nanti aku tak dapat menggenggam jemarinya, kumohon Tuhan beri aku kesempatan untuk sekedar bisa meraih lengannya. Ku mohon Tuhan.




MY ACNE STORY PART 3 || SKINCARE ROUTINE UNTUK WAJAH BERJERAWAT

Waaa, panjang banget ya ceritanya ngelawan jerawat wkwk udah sampe part 3 segala. Ini mungkin adalah akibat dari aku yang dulu awal puberty...