Entah mengapa
mengawali itu lebih sulit dari mengakhiri. entah hanya aku yang merasakannya
atau semua orang merasa seperti itu. Bahkan untuk mengawali coretan ini aku
perlu berfikir bermenit-menit. Hingga kutemukan sebuah topik yang bagiku sangat
menggoda untuk di tulis. Bukan tentang persahabatan atau konflik remaja
lainnya, ini tentang kamu. Topik yang
tentu saja belum berganti dari coretan-coretanku sebelumnya. Topik tentang kamu
yang kusebut sebagai malaikat senja. Juga kamu yang sering kutulis sebagi tuan
berbehel.
Entah mengapa topik
tentangmu selalu seru, membuat fikiranku jauh lebih mudah bermain-main dengan
khayalanku. Kamu seperti topik yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Kamu
tidak seperti soda yang menguap, kamu tidak seperti es batu yang mencair. Kamu
awet berada didalam memori otakku
bagaikan makanan yang ditambahkan natrium benzoat. Topik tentangmu
seperti kafein pada kopi, seperti theobromin pada coklat yang mebuatku
ketagihan untuk memainkan jari-jariku diatas keyboard laptop.
Hari ini akan
kubahas lagi tentangmu, malaikat senjaku. Sudah hampir genap satu minggu
setelah perjumpaan kita aku bahkan belum pernah melihatmu lagi. Belum pernah
memandang senyum manismu lagi. Namun, detik ini entah aku harus berbahagia
ataukah aku harus merasa cemas. Aku merasa menjadi gadis paling kikuk sedunia,
bagaimana bisa aku berharap malaikat senjaku mengirim sebuah pesan singkat di
ponsel ku ? sedari tadi kutunggui, kupandangi layar ponselku. Entah, namamu tak
kunjung muncul menghiasi layar ponselku. Apakah kamu sedang sibuk dengan
wanitamu wahai malaikatku ?
Aku seorang gadis
yang bahkan sangat dibawah garis layak untuk mendampingimu apakah pantas
mengharapkanmu ? kamu sangat indah seindah semburat warna jingga dilangit kala
senja karena kamulah malaikat senjaku. Apakah mungkin aku yang selama ini hanya
memandangi keindahanmu dapat menyentuhmu, bahkan memiliki keindahanmu ? ingin
kubawa pulang keindahanmu, pesonamu yang telah lebih dulu terpatri di dalam
hatiku. Aku memang seorang gadis yang sama sekali tak layak mengharapkanmu,
mungkin jika teman-temanmu gtau mereka akan menertawakanmu. Karena kamu begitu
digilai oleh seorang wanita kikuk sepertiku.
Namun betapa tak
punya malunya aku, yang terus berusaha memperjuangkan cintaku. Cinta yang hanya
tulus untukmu. Mungkin diluar sana banyak gadis yang jauh lebih cantik jika
dibandingkan upik abu sepertiku. Namun, kamu perlu berhati-hati dalam memilih
wahai malaikat senjaku. Begitu kemilaunya kamu sehingga mengundang banyak mata
untuk melirikmu, bahkan memilikimu. Atau mungkin diantara mata-mata yang
melirikmu ada yang menjadikanmu sebagai taruhan atas permainannya.
Disini, lihat lah
aku ! gadis kikukmu yang setia menjagamu. Mengawasimu dari mereka yang ingin
mempermainkanmu, yang ingin menjatuhkan kemilaumu. Disini dibawah rinai hujan
yang menari-nari membasahi payung merah jambu akan kutunggui kamu hingga kamu
melihatku berdiri tegak diantara kerumunan penggemarmu. Disini aku gadis kikuk
yang membawakanmu sebuah sweater hangat dan membawakanmu sebuah payung berwarna
jingga. Pergilah bersamaku malaikatku, di sini terlalu dingin untukmu. Akan
kubawa kamu menuju tempat terhangat, didepan api unggun yang menghangatkan
serta pernah mempertemukan kita sebelumnya.