Selasa, 31 Maret 2015

Sehangat Api Unggun Malam Itu



Entah mengapa mengawali itu lebih sulit dari mengakhiri. entah hanya aku yang merasakannya atau semua orang merasa seperti itu. Bahkan untuk mengawali coretan ini aku perlu berfikir bermenit-menit. Hingga kutemukan sebuah topik yang bagiku sangat menggoda untuk di tulis. Bukan tentang persahabatan atau konflik remaja lainnya, ini tentang  kamu. Topik yang tentu saja belum berganti dari coretan-coretanku sebelumnya. Topik tentang kamu yang kusebut sebagai malaikat senja. Juga kamu yang sering kutulis sebagi tuan berbehel.
Entah mengapa topik tentangmu selalu seru, membuat fikiranku jauh lebih mudah bermain-main dengan khayalanku. Kamu seperti topik yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Kamu tidak seperti soda yang menguap, kamu tidak seperti es batu yang mencair. Kamu awet berada didalam memori otakku  bagaikan makanan yang ditambahkan natrium benzoat. Topik tentangmu seperti kafein pada kopi, seperti theobromin pada coklat yang mebuatku ketagihan untuk memainkan jari-jariku diatas keyboard laptop.
Hari ini akan kubahas lagi tentangmu, malaikat senjaku. Sudah hampir genap satu minggu setelah perjumpaan kita aku bahkan belum pernah melihatmu lagi. Belum pernah memandang senyum manismu lagi. Namun, detik ini entah aku harus berbahagia ataukah aku harus merasa cemas. Aku merasa menjadi gadis paling kikuk sedunia, bagaimana bisa aku berharap malaikat senjaku mengirim sebuah pesan singkat di ponsel ku ? sedari tadi kutunggui, kupandangi layar ponselku. Entah, namamu tak kunjung muncul menghiasi layar ponselku. Apakah kamu sedang sibuk dengan wanitamu wahai malaikatku ?
Aku seorang gadis yang bahkan sangat dibawah garis layak untuk mendampingimu apakah pantas mengharapkanmu ? kamu sangat indah seindah semburat warna jingga dilangit kala senja karena kamulah malaikat senjaku. Apakah mungkin aku yang selama ini hanya memandangi keindahanmu dapat menyentuhmu, bahkan memiliki keindahanmu ? ingin kubawa pulang keindahanmu, pesonamu yang telah lebih dulu terpatri di dalam hatiku. Aku memang seorang gadis yang sama sekali tak layak mengharapkanmu, mungkin jika teman-temanmu gtau mereka akan menertawakanmu. Karena kamu begitu digilai oleh seorang wanita kikuk sepertiku.
Namun betapa tak punya malunya aku, yang terus berusaha memperjuangkan cintaku. Cinta yang hanya tulus untukmu. Mungkin diluar sana banyak gadis yang jauh lebih cantik jika dibandingkan upik abu sepertiku. Namun, kamu perlu berhati-hati dalam memilih wahai malaikat senjaku. Begitu kemilaunya kamu sehingga mengundang banyak mata untuk melirikmu, bahkan memilikimu. Atau mungkin diantara mata-mata yang melirikmu ada yang menjadikanmu sebagai taruhan atas permainannya.
Disini, lihat lah aku ! gadis kikukmu yang setia menjagamu. Mengawasimu dari mereka yang ingin mempermainkanmu, yang ingin menjatuhkan kemilaumu. Disini dibawah rinai hujan yang menari-nari membasahi payung merah jambu akan kutunggui kamu hingga kamu melihatku berdiri tegak diantara kerumunan penggemarmu. Disini aku gadis kikuk yang membawakanmu sebuah sweater hangat dan membawakanmu sebuah payung berwarna jingga. Pergilah bersamaku malaikatku, di sini terlalu dingin untukmu. Akan kubawa kamu menuju tempat terhangat, didepan api unggun yang menghangatkan serta pernah mempertemukan kita sebelumnya.

MY ACNE STORY PART 3 || SKINCARE ROUTINE UNTUK WAJAH BERJERAWAT

Waaa, panjang banget ya ceritanya ngelawan jerawat wkwk udah sampe part 3 segala. Ini mungkin adalah akibat dari aku yang dulu awal puberty...