Kamis, 16 Juli 2015

Maaf, Ini (masih) Tentangmu

Selamat malam pria bermata elang, entah ini hari keberapa aku menggilai pesonamu. Bagiku pesonamu tidak pernah ada habisnya. Layaknya gunung yang tak mungkin dapat direngkuh, bayangmu seakan berarak menjauh membawa rindu yang semakin bertunas. Lihat jauh kedalam mataku maka akan kau lihat tersirat rindu yang tak pernah tuntas ku suratkan.

Hari ini aku menulis tentangmu lagi. Maaf aku tidak meminta izin kepadamu terlebih dahulu sebelum menjadikanmu tokoh utama dalam ceritaku. Aku takut mengganggu sederet aktivitasmu dan jadwal prektikmu.  Jadi kubiarkan kata demi kata mengalir menyusun sebuah cerita rindu. Kamu tidak keberatan bukan ?

Selarut ini mataku masih terjaga menunggui kabar darimu. Betapa berarti sebuah pesan singkat meskipun kamu hanya menanyakan apakah aku sudah makan atau belum. Iya, kamu selalu mengkhawatirkan kesehatanku lebih dari kesehatanmu sendiri. Bahkan seperti kejadian pertama kita bertemu di dalam sebuah bus yang menuju kota terbesar ketiga di jawa timur. Kamu memberikan jaket tebalmu untukku ketika kamu melirik seorang gadis disampingmu meringkuk kedinginan karena AC. harum jaketmu bahkan sampai saat ini masih begitu melekat serta memikat seluruh hatiku.

"Pakai ini dulu"  ingatku ketika aku berniat mengembalikannya padamu. Ternyata hatimu begitu lembut sangat berbeda dengan raut tegasmu . Udara gunung begitu dingin seolah menghangat oleh senyum yang merekah disudut bibirmu.

Pantaskah aku merindumu sedalam ini ? Sedangkan kamu hanya sebuah angin yang berhembus hanya untuk menggoyangkan dahan. Semenjak pertemuan pertama kita di dalam bus antar kota, aku tak pernah menemuimu lagi. Bagaimana bisa 4 jam bisa mencairkan hati yang telah lama beku. Bahkan menimbulkan rasa yang entah darimana datangnya hingga berhari hari.

Akankah tangan Tuhan akan mempertemukanku lagi padamu ? Bukankah rindu hanya dapat diobati dengan sebuah pertemuan ?  Lengan Tuhan dengan kuasanya akankah mampu merangkul aku dan kamu ? Aku lelah, aku jenuh dan aku bosan hanya melalui telepon genggam aku dapat mendengar suaramu, hanya melihat sesosok tengah tersenyum dibalik layar telepone genggam. Nyatanya ada jarak sepanjang 19 KM.Aku merindukan wangi parfummu, merindukan saat tertidur dipundakmu. Ah, aku selalu mengingat setiap detik momen bersamamu.

Selama ini aku bukanlah orang yang dapat dengan mudah menjatuhkan hati, entah kenapa saat bersamamu aku merasa nyaman. Dan kini aku yakini, ini bukanlah sebuah rasa biasa. Rasa galau yang luar biasa dan rasa resah yang ekstrim kala kamu sibuk seharian dengan setumpuk tugas kuliahmu, jadwal praktik  dan tanggung jawab yang senantiasa kamu pikul dipundakmu.

Ini bukan rasa biasa, rindu yang semakin menjalari seluruh hati. Kau tahu, perasaan ini mulai berkecambah. Apakah kamu merasakan hal yang sama denganku ? Tentu saja tidak. Kamu terlampau sibuk untuk hanya memikirkan gadis yang kau temui didalam bus.

Kamu tahu tuan, kamu adalah yang akhir-akhir ini terselip di dalam doaku. Entah mengapa setelah menyebutmu dalam rangkaian kalimat-kalimat indahku padaNya,  aku seperti merasa kamu berada di dekatku.  Mungkin ini karena aku terlampau berat memikul rindu. Kapankah aku dapat menikmati senyummu kembali ? Akankah kudengar lagi tawa renyahmu yang tak hanya dapat kunikmati dari ujung benda pintar bernama handphone ? Kamu mungkin akan tertawa membaca tulisan sampah tak bernilai ini. Kamu pasti menertawai mimpiku untuk bertemu denganmu kembali.

Kamu pasti juga akan tertawa kembali ketika aku mengatakan jika sebuah "kamu lagi apa ? Aku lagi istirahat mau sholat nih. Kamu jangan lupa sholat ya disana" adalah sebuah kalimat sederhana yang mampu membuatku melekuk senyuman. Kamu mungkin akan berkata aku terlampau berlebihan dalam mengartikan sebuah perhatian kecil darimu.  Untaian kata-katamu begitu manis bak alunan lagu berdawai yang membuatku terlena.

Aku masih terjaga selarut ini, hingga bintang berkelap menyapa sang rembulan yag menyuruhku untuk memejamkan mata. Kuucapkan selamat malam kepada rindu yang menusuk ulu hati, ijinkan aku untuk sejenak lepas dari bayangmu. Semoga rindu ini hanya sebuah mimpi, semoga pertemuanku denganmu kemarin hanyalah sebuah ilusi yang tak nyata hingga aku tak perlu meninggikan harap yang nantinya akan kamu jatuhkan. Selamat tidur, pria bermata elang :)

MY ACNE STORY PART 3 || SKINCARE ROUTINE UNTUK WAJAH BERJERAWAT

Waaa, panjang banget ya ceritanya ngelawan jerawat wkwk udah sampe part 3 segala. Ini mungkin adalah akibat dari aku yang dulu awal puberty...