Minggu, 10 Agustus 2014

Takdirku Bukan Menjadi Ilmuwan

"ANDA DINYATAKAN TIDAK LOLOS SNMPTN 2014"

Seuntai kalimat yang membuat bulir airmataku tumpah ruah siang itu. Bagaimana tidak ? Sudah kugantungkan angan setinggi-tingginya. Ya, mungkin terlalu tinggi. Terlalu berkhayal atau mungkin dewi fortuna tidak mendampingi langkahku.

Rasa iri pasti ada, melihat teman sekolah yang lolos seleksi masuk perguruan tinggi itu. Mukaku terbenam diantara bantal, tangisku sesenggukan. Hingga kudengar suara wanita paruh baya tengah duduk disampingku dengan tangannya yg lembut menenangkanku "diluar sana tidak hanya kamu yang gagal. Banyak sekali diluar sana yg kurang beruntung. Masih banyak jalan menuju Roma"

Tangisku berhenti sejenak. Aku hanya tidak ingin membuat wanita itu bersedih melihat anak semata wayangnya menangis. Aku tahu di dalam hati wanita itu pasti ada rasa kecewa terhadap putri kesayangannya.

Anak macam apa aku ini, gagal membahagiakan orang yg selama ini dengan penuh perjuangan selalu berusaha membahagiakanku. Aku tidak boleh terus-terusan mengangis akan keterpurukanku. Benar kata wanita itu, masih banyak jalan menuju Roma. Ku coba bangkit dari kasur. Langkahku gontai menuju meja belajar yang telah penuh sesak dengan buku-buku pelajaran yang tebal.

Tangan kecilku mengorek berkas brosur pendaftaran PTS yang kudapat sewaktu expo beberapa bulan lalu. Wanita paruh baya itu menghampiriku kembali "mau daftar PTS tidak usah jauh-jauh. Di kota sendiri saja. Kalo daftar sekolah negeri silahkan diluar kota"

Rasa takut dan pesimis mendaftar di perguruan tinggi negeri kini membayangi otakku. Bagaimana kalo aku gagal lagi ? Tapi bukankah lebih baik gagal tapi telah mencoba daripada tidak mencoba sama sekali. Baik, aku mendaftar dengan modal tekad. Iya, selama ini aku tidak mengikuti bimbel itensif seperti teman-temanku yang banyak uang. Aku belajar sendiri dirumah dengan buku-buku tebal. Itupun buku pinjaman dari seorang temanku yang lolos SNMPTN dan beberapa buku persiapan UN. Tekadku membahagiakan orang tuaku dan membuatnya bangga harus terwujud. Selama ini prestasiku kupersembahkan untuknya. Aku yang selama ini selalu mendapatkan apa yang kuinginkan kali ini tidak boleh gagal lagi. Ambisiku kembali menggebu. Semangatku, karena ingin membahagiakan wanita itu kembali muncul.

Sesuatu yang berawal dari niat yang baik, dilakukan dengan penuh tawakal dan mendapat ridho seorang ibu pasti membuahkan hasil. Dan benar saja, aku lolos dalam seleksi tulis di salah satu sekolah kedinasan dalam naungan Menteri Kesehatan. Dan aku bangga, dari 2000peserta aku menjadi salah satu yang beruntung mendapat kursi di Kampus Utama. Yang kabarnya sangat sulit mendapatkan kursi di kampus utama. Dan aku bangga dan tak pernah sebangga ini sebelumnya. Dua tahapan tes, tes tulis dan tes kesehatan aku berhasil melaluinya. Rasanya mungkin tak sebangga ini jika aku lolos jalur undangan di perguruan tinggi karena hanya melalui satu tahap seleksi. Dan kini aku sekolah di kedinasan. Ibunda, wanita paruh baya yang sedari tadi aku sebut-sebutkan lihat bu, aku berhasil lolos bu. Senang rasanya melihat senyum sumringah dari wajah tua yg setengah keriput. Ya Allah perpanjang umur wanita yang mana ditelapak.kakinya terdapat surgaMu. Beri aku kesempatan untuk lebih membuatnya bangga. Beri aku kesempatan untuk bisa menemani masa tuanya dg kesuksesanku. Aamiin

Tidak ada komentar:

MY ACNE STORY PART 3 || SKINCARE ROUTINE UNTUK WAJAH BERJERAWAT

Waaa, panjang banget ya ceritanya ngelawan jerawat wkwk udah sampe part 3 segala. Ini mungkin adalah akibat dari aku yang dulu awal puberty...